Rabu, 10 Agustus 2016

Pengujian Kabel pada Jaringan



Pentingnya Dokumentasi Pada Suatu Jaringan Komputer


                           




Sering kali pekerja IT terutama yang berkecimpung pada Jaringan komputer melupakan dokumentasi, sewaktu pembuatan suatu jaringan komputer tidak ada dokumentasi tentang alokasi port, gambar jalur kabel, dan sebagainya. Mereka merasa jaringan terpasang, alat-alat sudah terhubung satu sama lainnya pekerjaan sudah selesai. Padahal dari pada saat itulah pekerjaan jangka panjang dimulai, mulai dari perawatan, perbaikan, hingga pengembangan lebih lanjutnya.

Bila suatu jaringan komputer dalam suatu lokasi tidak memiliki dokumentasi, akan terjadi kesulitan-kesulitan bila terdapat kerusakan, saat perawatan, atau pengembangan jaringan komputer. Administrator jaringan tidak mengetahui suatu alat terhubung dengan port yang mana di hub, ujung suatu kabel tidak tahu terdapat di mana, sehingga harus ditelusuri satu demi satu. bila administrator jaringan adalah pembuat jaringannya mungkin tidak terlalu kesulitan, tetapi administrator juga manusia tidak jauh dari lupa. bila administrator jaringan bukan pembuat jaringannya, akan sangat kesulitan mengetahuinya. Suatu jaringan ingin dikembangkan dengan menggunakan swicht yang dapat diatur seperti Cisco Swicht, untuk menentukan pengalokasian port sulit bila tidak terdapat dokumentasi dari jaringannya ada.

Dokumentasi sangat penting, dalam suatu jaringan komputer, alokasi port, gambar jalur perkabelan, identitas kabel, dan sebagainya. dan yang tidak kalah pentingnya dokumentasi harus selalu diperbaharui setiap terdapat perubahan.

Bila suatu jaringan komputer tidak memiliki dokumentasi, maka mulailah dibuat dokumentasi nya sebagai berikut:
  • Memberikan Identitas tiap-tiap kabel yang ada.
  • Buat Gambar jalur-jalur kabel yang ada.
  • Buat daftar dari Alat yang terhubung dengan jaringan, yang terdapat informasi lokasi alat tersebut, dan alokasi port pada hub.
Simpanlah dokumentasi ini dengan baik dan yang hanya bisa dilihat oleh yang berwenang, karena dokumentasi jaringan bersifat tertutup untuk menghindari terjadinya sabotase.

Jangan menunda-nunda dalam pembuatan dokumentasi, mulailah dari sekarang!

(Dwiono, 2010)

                            Pemecahan masalah lapisan fisik LAN

Lapisan fisik (Physical Layer) adalah lapisan dasar dari semua jaringan dalam model referensi OSI dimana lapisan ini berfungsi untuk mentransmisikan sinyal data analog maupun digital. Selain itu, lapisan fisik dapat digunakan untuk menentukan karakteristik dari kabel yang digunakan untuk menghubungkan komputer dalam jaringan sehingga sarana sistem pengiriman data ke perangkat lain yang terhubung dalam suatu jaringan komputer. Pada lapisan ini yang akan menjelaskan mengenai jarak terjauh yang mungkin digunakan oleh media fisik serta mengatur bagaimana cara melakukan collision control. 

Physical Layer juga memiliki tujuan utama, seperti :
o   Menspesifikasikan standar untuk berinteraksi dengan media jaringan.
o   Menspesifikasikan kebutuhan media untuk jaringan.
o   Menetukan karakteristik kabel untuk menghubungkan komputer dengan jaringan.
o   Mentransfer dan menentukan bagaimana bit data dikodekan.
o   Format sinyal electrical untuk transmisi lewat media jaringan.         
o   Sinkronisasi transmisi sinyal.
o   Menangani interkoneksi fisik (kabel), mekanikal, elektrikal dan procedural.
o   Mendeteksi error selama transmisi.
A.  Identifikasi masalah dan lapisan fisik
Lapisan ini mendefinisikan antarmuka dan mekanisme untuk meletakkan bit-bit data diatas media jaringan seperti kabel, radio dan cahaya. Selain itu, lapisan ini dapat mendefinisikan tegangan listrik, arus listrik, modulasi sinkronisasi antar bit, pengaktifan dan pemutusan koneksi serta beberapa karakteristik kelistrikan untuk media transmisi seperti kabel UTP / STP, kabel koaksial atau kabel fiber optic. Protocol pada PHY Layer mencakup IEEE 802.3; RS-232C; X.21; repeater; transceiver; kartu jaringan atau Network Interface Card (NIC) dan pengabelan untuk beroperasi.

B.  Standart pengkabelan EIA 506
Description: Standart pengkabelan EIA 506
Standar pengkabelan UTP diatur oleh Electronics Industry Alliance/Telecommunication Industry Association (EIA/TIA)
Jika kita lihat, maka urutan warna T568A dari kiri ke kanan adalah:
putih-hijau, hijau, putih-oranye, biru, putih-biru, oranye, putih-coklat, coklat.
sedangkan untuk jenis T568B urutannya adalah:
putih-oranye, oranye, putih-hijau,  biru, putih-biru, hijau, putih-coklat, coklat.

Dua urutan warna diatas adalah urutan warna yang telah menjadi standar internasional dalam Cabling jaringan. selanjutnya, berdasarkan perbedaan urutan warna kedua Pin dari suatu kabel masih dapat dibagi lagi menjadi 2 jenis, yaitu straigh-through dan cross-over:

1.  Straigh-Through
Istilah Straigh-Through digunakan untuk kabel LAN yang memiliki urutan warna yang sama pada kedua ujung Pin. misalnya ujung Pin yang satu memiliki urutan warna jenis T568A (putih-hijau, hijau, putih-oranye, biru, putih-biru, oranye, putih-coklat, coklat), maka ujung Pin yang lainnya juga harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568A. jika yang digunakan oleh salah satu Pin adalah standar T568B, maka ujung Pin lainnya juga harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568B. anda dapat membuat kabel jenis straigh-through tanpa menggunakan aturan warna T568A maupun T568B asalkan dikedua ujung Pin memiliki urutan warna yang sama.
Kabel jenis Straigh-through digunakan untuk menghubungkan dua buah device yang tidak sejenis (mis: komputer-Switch/Hub, Komputer-Router, Router-Switch, dlsb)
Description: Straigh-through

2.  Cross over
Berbeda dengan kabel jenis straigh-trough, kabel jenis Crossover memiliki urutan warna yang berbeda dikedua ujungnya. namun, perbedaan warna ini tidak boleh sembarangan, karena kedua ujung ini juga memiliki aturan urutan warna.
Pada kabel jenis Crossover standar, jika salah satu ujung Pin memiliki susunan warna berdasarkan aturan T568A, maka ujung Pin yang lain harus memiliki urutan warna berdasarkan standar T568B.
jika anda membuat urutan sendiri pada sebuah kabel LAN, maka urutan warna pada Pin Crossover-nya adalah : urutan warna ke-1 Pin pertama menjadi urutan ke-3 pada Pin kedua, urutan ke-2 pada Pin pertama menjadi urutan warna ke-6 pada Pin kedua.
Kabel jenis Crossover digunakan pada saat kita menghubungkan 2 buah device yang sejenis (mis:komputer-komputer, komputer-Router, Switch-Hub, Router-router, Switch).
untuk lebih jelasnya anda dapat memperhatikan contoh gambar dibawah ini.
Description: Cross over

C.  Pengujian kabel pada jaringan
Setelah kedua ujung kabel UTP dihubungkan dengan LAN Tester,diperoleh data sebagai berikut :
Led 1 : menyala
Led 2 : menyala
Led 3 : menyala
Led 4 : menyala
Led 5 : menyala
Led 6 : menyala
Led 7 : menyala
Led 8 : menyala
jika lampu led yang pada LAN tester menyala semua, dari nomor 1 sampai 8 berarti telah sukses. Kalau ada salah satu yang tidak menyala berarti kemungkinan pada pin nomor tersebut ada masalah. Cara paling mudah yaitu tekan (press) lagi menggunakan tang. Kemungkinan pinnya belum tembus. Kalau sudah kita tekan tetapi masih tidak nyambung, maka coba periksa korespondensinya antar pin udah 1-1 atau belum.

 (Avianto, 2015)



Mengapa pengkabelan UTP harus mengikuti standar T568A atau T568B?

Dulu, ketika pertama kali menerima informasi cara men-crimping kabel UTP dan RJ45 saya tidak pernah bertanya, kenapa kombinasi warnanya harus begitu? Sampai beberapa tahun setelahnya saya ikuti standar T568A dan T568B ketika membangun jaringan, sampai satu waktu ketika berkunjung ke warnet kawan, saya ikut membantu dalam pen-crimping-an beberapa kabel UTP, dengan sedikit mengernyitkan dahi dia bertanya sambil melihat cara saya men-crimping kabel, “ah nu penting mah ujung jeung ujung sarua!” begitu katanya dalam bahasa sunda yang arti dalam bahasa Indonesianya, “ah yang penting ujung (RJ45) dengan ujung lainnya sama (urutan warnanya)!”. Saat itu saya tidak punya argumen kuat selain, “kalo ikut standar meskipun kabelnya banyak nge-ceknya lebih mudah”. Sembari berfikir “betul juga ya (kesederhanaan pikiran kawan saya), ngapain ni standar harus diikutin!”.

Tibalah saat pekerjaan selanjutnya membangun jaringan, langsung saja crimping dengan susunan warna semau gue yang penting sama ujungnya. Setelah beres kabel pertama semuanya baik-baik saja IP DHCP dapet, ping bisa, internet lancar, akhirnya semua pengkabelan diseragamkan dan di rapihkan kedinding supaya tidak kelihatan. Hal selanjutnya adalah tes koneksi dengan ping dan lain-lain.
Ternyata eh ternyata, semua PC statusnya limited or no connectivity ditandai dengan icon segitiga kuning dan tanda seru (!) di tray pojok kanan bawah,
what?!! saya bertanya-tanya kenapa PC yang awal nyambung sedangkan PC ini dan lainnya bermasalah di koneksi?! Tes ulang pada kabel dengan cable tester pun dilakukan, hasilnya tidak ada gejala aneh semua lampu menyala berurutan dengan terang . Pengalamatan IP secara manual saya lakukan dan voila!! icon menunjukan Status: Connected, tapi ping ke IP gateway tetap tidak bisa dilakukan… Aarrrgghh!!!

(MuslimPribadi, 2011)


                    CARA PENGUJIAN JARINGAN
Cara Menguji Jaringan LAN Terhubung - Jaringan LAN atau local area network, disini saya akan membahas bagaimana cara ngecek atau menguji sebuah jaringan terhubung atau belum. mungkin banyak langkah langkahnya kalau dari awal mulai dari mengecek kabel dengan tester kabel. di bawah ini ada beberapa langkah untuk membuat sebuah jaringan, nanti selanjutnya kita akan bahas bagaimana cara menguji jaringan apakah sudah terhubung atau belum..??
Description: https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEga-3Ll_PbrSbbmgz_Fd1mHy8Lv3DU6iK8-hlga5yQWFyFRqEpdcXUfs_SPhaZhYhS0-5rvxak4jeQ5x_OK25W1DGkks8ii_jXsakB-KUEL5gbiqOKtyHym0YopB0lGNnAkakh6TeTriuEG/s1600/Cara+Menguji+Jaringan+LAN+Terhubung.jpg

Beberapa langkah untuk membuat jaringan dari komputer satu ke komputer yang lain..:

  • menyediakan  satu buah kabel UTP dengan panjang sesuai jarak antara komputernya yang di kedua ujung kabelnya Kalau jumlah komputer yang akan dikoneksikan hanya dua  buah, kita hanya cukup telah dipasangi konektor RJ-45(standard konektor untuk kabel LAN UTP) dengan konfigurasi Cross/ silang.
  •  
  • Kalau Jumlah komputer yang akan dikoneksikan lebih dari 2 buah, maka kita harus menambahkan suatu alat  yang bernama  Switch atau Hub. Pada saat ini harga sebuah switch untuk standard rumahan sudah sangat terjangkau . Dari masing - masing komputer dihubungkan ke switch  menggunakan kabel UTP dengan konektor RJ-45 di kedua ujungnya dengan konfigurasi Straight/lurus.
  • Pemasangan konektor  pada kabel UTP bisa dibuat sendiri, tetapi untuk mudahnya sobat tinggal pergi saja ke toko komputer yang juga menyediakan  peralatan jaringan, dan tinggal bilang untuk membeli kabel UTP sekalian pasangkan konektornya dengan konfigurasi cross/silang  untuk koneksi komputer ke komputer(dua buah komputer), atau straight/lurus untuk  koneksi lebih dari 2 komputer / menggunakan switch.

Perhatikan lampu indikator NIC nya. kalau warna hijau maka jaringan sudah oke.
Perhatikan lampu indikator di hub atau switch apabila menyala maka jaringan sudah jalan.
Teslah kabel jaringan dengan tester, apabila warna-warnanya aktif dan berturut-turut maka kabel jaringan oke...

(Kurniawan, 2010)


nama;agungl
kelas;xII TKJ 1
no.03

1 komentar:

  1. Misi Bro/Sis sebelumnya makasih atas infonya,
    sy mau nanya, bagaimana cara cek ujung tiap-tiap port kabel LAN (RJ45) pada switch / router ketika kondisi kabel banyak terpasang di port interface switch / router tersebut ? terima kasih (penting)

    BalasHapus