Definisi Visi Misi Tujuan
Memahami
definisi visi, misi, dan tujuan yang kita singkat menjadi visi misi tujuan
adalah sangat penting baik untuk keberhasilan individu dan perusahaan. Visi
misi tujuan adalah arah baik arah perusahaan maupun arah hidup Anda. Anda tidak
akan pernah mencapai apa pun jika arah Anda salah. Untuk memiliki arah yang
benar, maka langkah pertamanya Anda harus memahami apa itu visi misi tujuan.
Pada
kenyataanya, saya sering kali melihat pernyataan visi dan misi masih salah.
Baik itu untuk keperluan pribadi, perusahaan, bahkan visi misi sebuah
pemerintahan. Begitu juga, saat membuat proposal dan AD/ART masih banyak yang
tertukar antara visi dan misi.
Baiklah
akan saya bahas disini definisi masing-masing visi misi tujuan agar kita lebih
mudah dalam menentukan arah hidup kita dan mencapai apa yang kita inginkan.
Sebab kita akan lebih mudah mencapai apa yang kita inginkan jika arahnya jelas
dan ini dimulai dengan pemahaman apa itu visi misi tujuan.
Tujuan
dalam bahasa Inggris disebut goal atau objektif. Tujuan adalah hasil yang diinginkan
untuk waktu tertentu. Bedanya dengan misi ialah, jika misi berbicara tentang
tujuan keberadaan organisasi atau individu, sementara tujuan memiliki cakupan
lebih kecil dan merupakan bagian dari misi. Jika misi disebut tugas, maka
tujuan adalah tugas-tugas kecil yang merupakan bagian dari misi.
Jadi
visi misi tujuan adalah sistem dasar hidup Anda. Sistem ini sangat berguna agar
hidup Anda lebih terarah dan bermakna. Ya, Anda perlu membuat visi misi tujuan
meski untuk kehidupan pribadi Anda, jika Anda ingin memiliki hidup yang lebih
bermakna.
erkomitmen
untuk menjadikanSejalan dengan visi dan misi perusahaan, Perseroan b GCG
sebagai budaya dalam mengelola perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
Perseroan menetapkan misi GCG sebagai berikut:
(sotoyo, 2015)
Wewenang
Manajer Audit mempunyai wewenang secara luas, untuk
mengarahkan program yang komprehensif dari fungsi audit intern dalam
organisasi.
Dalam pelaksanaan aktivitasnya, manajer audit memiliki akses yang penuh, bebas, dan tidak terbatas terhadap seluruh fungsi, catatan, kekayaan, serta personil organisasi.
Dalam pelaksanaan aktivitasnya, manajer audit memiliki akses yang penuh, bebas, dan tidak terbatas terhadap seluruh fungsi, catatan, kekayaan, serta personil organisasi.
Tanggung jawab
a. Mengatasi kebijakan audit,
mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan fungsi teknis dan fungsi administrasi
organisasi audit.
b. Mengembangkan dan melaksanakan program audit yang komprehensif untuk evaluasi pengendalian manajemen atas
seluruh aktivitas organisasi.
c. Menguji seluruh tingkat manajemen dalam mengurus sumber- sumber milik organisasi dan ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah digariskan.
d. Merekomendasikan perbaikan atas pengendalian manajemen yang dirancang untuk mengamankan sumber-sumber, meningkatkan pertumbuhan organisasi, memastikan ketaatan terhadap undang- undang dan peraturan pemerintah.
e. Mereviu prosedur dan catatan untuk kecukupannya dalam pencapaian tujuan dimaksud, dan penilaian kebijakan dan rencana dari aktivitas atau fungsi berdasarkan reviu audit.
f. Mengotorisasi atas kecukupan tindakan yang diambil oleh manajemen operasi untuk memperbaiki kondisi yang mengandung kelemahan, dan pemberian penghargaan terhadap tindakan perbaikan yang telah diambil.
b. Mengembangkan dan melaksanakan program audit yang komprehensif untuk evaluasi pengendalian manajemen atas
seluruh aktivitas organisasi.
c. Menguji seluruh tingkat manajemen dalam mengurus sumber- sumber milik organisasi dan ketaatan terhadap kebijakan dan prosedur yang telah digariskan.
d. Merekomendasikan perbaikan atas pengendalian manajemen yang dirancang untuk mengamankan sumber-sumber, meningkatkan pertumbuhan organisasi, memastikan ketaatan terhadap undang- undang dan peraturan pemerintah.
e. Mereviu prosedur dan catatan untuk kecukupannya dalam pencapaian tujuan dimaksud, dan penilaian kebijakan dan rencana dari aktivitas atau fungsi berdasarkan reviu audit.
f. Mengotorisasi atas kecukupan tindakan yang diambil oleh manajemen operasi untuk memperbaiki kondisi yang mengandung kelemahan, dan pemberian penghargaan terhadap tindakan perbaikan yang telah diambil.
b.
g. Melaksanakan pengujian khusus atas permintaan manajemen,termasuk reviu terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar organisasi.
g. Melaksanakan pengujian khusus atas permintaan manajemen,termasuk reviu terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh pihak di luar organisasi.
2. Wewenang dan Tanggung Jawab Pengendali Mutu (PM)
Wewenang dan Tanggung Jawab
a. Menerima rencana kegiatan audit dari
pejabat struktural/manajer audit.
b. Menerima penugasan dari pejabat struktural/manajer audit.
c. Membicarakan penugasan yang diterima dengan tim.
d. Membuat anggaran waktu audit.
e. Mengarahkan audit.
f. Mereviu dan menyetujui audit program.
g. Mengomunikasikan audit program dengan PT dan KT.
h. Berkonsultasi/diskusi dengan pemberi tugas tentang hal-hal yang menyangkut masalah audit.
i. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan tugas audit.
j. Menghadiri pertemuan monitoring yang dilakukan oleh pemberi tugas.
k. Menetapkan perubahan/penyesuaian terhadap audit program.
l. Melakukan reviu terhadap konsep laporan hasil audit.
m. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas audit.
n. Menandatangani laporan hasil audit.
o. Menilai kinerja PT dan KT.
p. Melakukan pembahasan hasil audit dengan auditan.
b. Menerima penugasan dari pejabat struktural/manajer audit.
c. Membicarakan penugasan yang diterima dengan tim.
d. Membuat anggaran waktu audit.
e. Mengarahkan audit.
f. Mereviu dan menyetujui audit program.
g. Mengomunikasikan audit program dengan PT dan KT.
h. Berkonsultasi/diskusi dengan pemberi tugas tentang hal-hal yang menyangkut masalah audit.
i. Melakukan supervisi terhadap pelaksanaan tugas audit.
j. Menghadiri pertemuan monitoring yang dilakukan oleh pemberi tugas.
k. Menetapkan perubahan/penyesuaian terhadap audit program.
l. Melakukan reviu terhadap konsep laporan hasil audit.
m. Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan tugas audit.
n. Menandatangani laporan hasil audit.
o. Menilai kinerja PT dan KT.
p. Melakukan pembahasan hasil audit dengan auditan.
(Audit, 2012)
Metode kerja proyek
1.
Galian Tanah
1.
Sebelum melaksanakan penggalian,
posisi galian dan ukuran seperti tertera dalam gambar sudah dipastikan benar
dan harus mendapat persetujuan Direksi / Pengawas lapangan.
2.
Penggalian tanah pondasi dapat
dimulai setelah pemasangan bouwplank dan patok-patok disetujui Direksi /
Pengawas lapangan.
3.
Dasar galian harus mencapai tanah
keras, dan jika pada galian terdapat akar-akar kayu, kotoran-kotoran dan
bagian-bagian tanah yang longgar (tidak padat), maka bagian ini harus
dikeluarkan seluruhnya kemudian lubang yang terjadi diisi dengan pasir urug.
4.
Untuk mempertahankan kepadatan muka
tanah galian, maka lubang yang sudah siap segera dilanjutkan dengan urugan
pasir dan batu kosong.
1.
U r u g a n
a.
Pekerjaan urugan yang dilaksanakan adalah urugan pasir, urugan tanah dan urugan
kembali eks tanah galian sesuai dengan gambar kerja.
1.
4.
PEKERJAAN PONDASI
1.
Penjelasan Umum
Meliputi
pemasangan pondasi bangunan dan entrance yang dicantumkan dalam gambar diikuti
berdasarkan tinggi peil dan dimensi ukuran dan berdasarkan petunjuk Direksi /
Pengawas
1.
Lingkup
Pondasi
yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek yang
mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.
Ketentuan-ketentuanPondasi
yang dipasang berasal dari material batu gunung yang bermutu baek yang
mengandung lumpur, dan batu bata untuk pekerjaan roolag pada entrance.
C.
Ketentuan-ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan seperti yang dijelaskan
sebagai berikut :
1.
Pasangan pondasi batu kosong
tebalnya dibuat minimum 20 cm atau sesuai gambar rencana.
- Untuk pondasi dipake batu gunung yang berkualitas baek, keras, tidak polos dan permukaannya tajam. Batu gunung yang dipakai harus dipecah-pecah sehingga diameternya antar 30 cm dan minimum 10 cm. Pasangan batu gunung untuk pondasi ini harus dipasang dengan adukan 1PC : 5 psr yang diaduk matang. Ukuran kedalaman, dan lebar pondasi batu gunung dibuat sesuai gambar rencana.
- Batu gunung harus disusun sedemikian rupa sehingga dudukannya kokoh serta terikat baik satu sam lainnya dengan adukan. Untuk keperluan kemudahan pemasangan pipa saluran air bersih, air hujan kabel-kabel dan lain-lain yang menembus pondasi dapat dipasang bahan lunak yang mudah dibuka. Dimensi pondasi batu gunung disesuaikan dengan gambar rencana. Tidak diperkenangkan melakukan pelubangan pada sloef dan pondasi.
1. 5. PEKERJAAN BETON
1. Penjelasan Umum
Meliputi pekerjaan beton yang bertulang dan tidak bertulang
dan pelaksanaan yang benar untuk menghasilkan beton yang bermutu baik. Maka
perlu penyedian tenaga kerja yang terampil, alat bantu yang memadai sesuai
dengan fungsinya dan material/bahan berdasarkan standart peraturan beton
bertulang PB1 1971 dan SK.SKNI.T
(ACHANK,
2010)
Organisasi
kerja proyek
Organisasi Proyek
Proyek merupakan suatu kegiatan
usaha yang kompleks, sifatnya tidak rutin, memiliki keterbatasan terhadap
waktu, anggaran dan sumber daya serta memiliki spesifikasi tersendiri atas
produk yang akan dihasilkan. Dengan adanya keterbatasan-keterbatasan dalam
mengerjakan suatu proyek, maka sebuah organisasi proyek sangat dibutuhkan untuk
mengatur sumber daya yang dimiliki agar dapat melakukan aktivitas-aktivitas
yang sinkron sehingga tujuan proyek bisa tercapai. Organisasi proyek juga
dibutuhkan untuk memastikan bahwa pekerjaan dapat diselesaikan dengan cara yang
efisien, tepat waktu dan sesuai dengan kualitas yang diharapkan.
Secara umum, terdapat 4 jenis
organisasi proyek yang biasa digunakan dalam menyelesaikan suatu proyek. Adapun
jenis-jenis organisasi proyek yang dimaksud antara lain :
1.
Organisasi Proyek Fungsional
Dalam organisasi proyek fungsional,
susunan organisasi proyek dibentuk dari fungsi-fungsi yang terdapat dalam suatu
organisasi. Organisasi ini biasanya digunakan ketika suatu bagian fungsional
memiliki kepentingan yang lebih dominan dalam penyelesaian suatu proyek. Top
manajer yang berada dalam fungsi tersebut akan diberikan wewenang untuk
mengkoordinir proyek.
Adapun beberapa kelebihan yang
terdapat dalam organisasi proyek ini antara lain proyek dapat diselesaikan
dengan struktur dasar fungsional organisasi induk, memiliki fleksibilitas
maksimum dalam penggunaan staf, adanya pembauran berbagai jenis keahlian bagi
tiap-tiap fungsi serta peningkatan terhadap profesionalisme pada sebuah divisi
fungsional.
Sedangkan beberapa kelemahan yang
ditemui dalam organisasi proyek fungsional antara lain proyek biasanya kurang
fokus, terdapat kemungkinan terjadinya kesulitan integrasi antar tiap-tiap
fungsi, biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama serta motivasi orang-orang
yang terdapat dalam organisasi menjadi lemah.
2.
Organisasi Proyek Tim Khusus
Dalam organisasi proyek tim khusus,
organisasi akan membentuk tim yang bersifat independen. Tim ini bisa direkrut
dari dalam dan luar organisasi yang akan bekerja sebagai suatu unit yang
terpisah dari organisasi induk. Seorang manajer proyek full time akan ditunjuk
dan diberi tanggung jawab untuk memimpin tenaga-tenaga ahli yang terdapat dalam
tim.
Adapun beberapa kelebihan yang
terdapat dalam organisasi proyek tim khusus yakni tim akan terbentuk dengan
bagian-bagian yang lengkap dan memiliki susunan komando tunggal sehingga tim proyek memiliki wewenang penuh atas sumber
daya yang ada untuk mencapai sasaran proyek, sangat dimungkinkan ditanggapinya
perubahan serta dapat diambil sebuah keputusan dengan tepat dan cepat karena
keputusan tersebut dibuat oleh tim dan tidak menunda hierarki, status tim yang
mandiri akan menumbuhkan identitas dan komitmen anggotanya untuk menyelesaikan
proyek dengan baik, jalur komunikasi dan arus kegiatan menjadi lebih singkat,
mempermudah koordinasi maupun integrasi personil serta orientasi tim akan lebih
kuat kepada kepentingan penyelesaian proyek.
Sedangkan beberapa kelemahan yang
ditemukan dalam organisasi proyek ini adalah biaya proyek menjadi besar karena
kurang efisien dalam membagi dan memecahkan masalah dalam penggunaan sumber
daya, terdapat kecendrungan terjadinya perpecahan antara tim proyek dengan
organisasi induk serta proses transisi anggota tim proyek untuk kembali ke
fungsi semula jika proyek telah selesai akan terasa sulit karena telah
meninggalkan departemen fungsionalnya dalam waktu yang lama.
(Organisasi Proyek, 2011)
nama;agungl
kelas;xII TKJ 1
03
Tidak ada komentar:
Posting Komentar